
Hidup di zaman sekarang terasa semakin cepat. Kita bangun pagi dengan pikiran yang langsung dipenuhi daftar pekerjaan, target, dan tuntutan. Ponsel yang kita letakkan di sisi tempat tidur menjadi alarm sekaligus pintu pertama menuju kesibukan dunia. Notifikasi, berita, email, pesan kerja, hingga update media sosial berderet menunggu perhatian kita. Seolah-olah hari bahkan belum dimulai, tetapi kita sudah merasa lelah.
Pernahkah Anda berhenti sejenak, duduk tenang, dan bertanya pada diri sendiri: Apakah benar ini tujuan hidup saya? Apakah benar kita diciptakan hanya untuk terus mengejar “hebat” dalam arti duniawi, sementara tubuh kita rapuh, pikiran kita lelah, dan jiwa kita kosong? Pertanyaan sederhana ini seringkali terlupakan di tengah hiruk-pikuk kesibukan.
Itulah alasan saya menulis buku ini.
Buku ini lahir dari perenungan panjang. Saya melihat betapa banyak orang di sekitar kita yang sibuk membangun citra, sibuk mengejar pengakuan, sibuk memperlihatkan betapa hebatnya mereka, Tetapi dalam diam, mereka rapuh. Ada yang terlihat sukses secara materi, tetapi tubuhnya diikat penyakit. Ada yang tampak bahagia di media sosial, tetapi hatinya penuh kesepian. Ada pula yang bekerja mati-matian untuk keluarga, tetapi justru kehilangan waktu bersama keluarga itu sendiri.
Fenomena ini bukan hanya terjadi pada orang lain, tapi juga pada diri saya sendiri. Ada masa-masa di mana saya begitu sibuk mengejar “hebat” dalam pandangan dunia, hingga melupakan kesehatan. Makan tidak teratur, tidur seadanya, pikiran dipaksa bekerja tanpa henti, bahkan tubuh sering kali diperlakukan seperti mesin yang bisa terus berjalan tanpa henti.
Namun kenyataan pahit muncul: tubuh punya batas. Pikiran punya kapasitas. Jiwa butuh istirahat. Ketika kita mengabaikannya, hidup justru menghantam balik. Saya sendiri pernah jatuh sakit di masa-masa sibuk itu, dan sakit tersebut membuka mata saya: bahwa sehebat apa pun pencapaian kita, kalau tubuh rapuh dan jiwa kering, semua kehilangan makna.
Sejak saat itu, saya mulai belajar melihat hidup dengan kacamata berbeda. Saya sadar bahwa hidup tidak perlu hebat, asal sehat. Sehat bukan hanya soal tubuh yang bugar, tetapi juga pikiran yang jernih dan hati yang tenang. Dan inilah pesan utama yang ingin saya bagi dalam buku ini.
Buku ini bukanlah tulisan dari seorang pakar kesehatan yang penuh data medis rumit, bukan pula nasihat dari motivator yang menyuruh Anda menjadi “luar biasa” dengan standar tertentu. Buku ini adalah refleksi hidup sederhana. Perjalanan menemukan arti kesehatan dan keseimbangan, lalu merangkumnya dalam bahasa yang bisa dipahami siapa saja. Saya menulisnya agar setiap orang, dari berbagai latar belakang, bisa menemukan kebijaksanaan sederhana: bahwa kita tidak harus hebat di mata dunia, tetapi cukup sehat dan damai di hati kita sendiri.
Saya ingin berbicara kepada Anda, pembaca buku ini, dengan cara yang sederhana. Anggaplah kita sedang duduk di sebuah warung kopi kecil atau di ruang tamu yang hangat, lalu mengobrol tentang hidup. Saya ingin menyampaikan bahwa hidup sehat dan bahagia bukanlah sesuatu yang sulit atau mahal. Ia tidak hanya milik orang kaya, tidak hanya bisa diraih mereka yang punya akses ke fasilitas mewah. Hidup sehat bisa dimulai dari langkah kecil, dari kebiasaan sederhana, dari cara kita memandang hidup.
Pesan saya kepada Anda adalah: berhentilah membandingkan hidup Anda dengan orang lain.
Dunia hari ini membuat kita terjebak dalam ilusi perbandingan. Kita melihat kesuksesan orang lain, pencapaian mereka, gaya hidup mereka, lalu merasa diri kita kurang. Padahal, kenyataan yang lebih penting adalah bagaimana tubuh kita bisa tetap bugar, pikiran tetap tenang, dan hati tetap bahagia.
Jangan salah paham, saya tidak menentang ambisi atau pencapaian. Mimpi besar tetaplah penting. Namun, mimpi besar seharusnya berjalan beriringan dengan kesehatan, bukan mengorbankannya. Apa gunanya mimpi besar jika Anda menjalaninya dengan tubuh yang lemah dan pikiran yang tertekan?
Saya ingin Anda melihat bahwa menjadi “sehat” jauh lebih berharga daripada menjadi “hebat” dalam arti sempit. Sehat berarti bisa bangun pagi dengan penuh energi, bisa makan dengan nikmat tanpa pantangan berlebihan, bisa tertawa bersama orang yang kita sayangi, bisa tidur dengan nyenyak tanpa beban pikiran yang menghantui.
Saya ingin Anda menyadari bahwa kesehatan adalah hadiah terbesar yang seringkali kita lupakan. Kita hanya merindukannya ketika hilang. Padahal, jika kita mau merawatnya dari sekarang, hidup akan terasa jauh lebih ringan.
Jadi, pesan saya sederhana: jagalah tubuh Anda, rawatlah pikiran Anda, dan sayangilah hati Anda.
Tidak perlu menunggu menjadi hebat untuk merasa cukup. Hidup yang sehat, meski sederhana, sudah merupakan bentuk kemenangan.
Harapan terbesar saya menulis buku ini adalah agar Anda, pembaca, bisa menemukan makna sederhana dalam hidup.
Saya percaya bahwa kebahagiaan sejati tidak terletak pada hal-hal besar yang kadang sulit diraih. Kebahagiaan sejati justru ada di hal-hal kecil yang sering kita abaikan. Seperti hangatnya secangkir teh di pagi hari, pelukan anak sebelum tidur, obrolan ringan dengan sahabat, atau sekadar bisa bernapas lega tanpa sesak.
Buku ini ingin mengajak Anda untuk kembali menyadari hal-hal sederhana itu. Jangan tunggu sakit baru sadar pentingnya sehat. Jangan tunggu kehilangan baru menghargai kehadiran. Jangan tunggu tua baru ingin menjaga tubuh. Jangan tunggu hampa baru mencari makna.
Hidup sederhana bukan berarti hidup tanpa cita-cita. Hidup sederhana berarti menjalani hari-hari dengan kesadaran penuh, dengan tubuh yang sehat, pikiran yang jernih, dan hati yang tenang.
Saya berharap setelah membaca buku ini, Anda bisa:
- Lebih mencintai tubuh Anda apa adanya, tanpa terjebak standar yang tidak realistis.
- Lebih menghargai waktu untuk beristirahat, bukan hanya berlari.
- Lebih mampu menemukan kebahagiaan dalam kesederhanaan, bukan hanya dalam pencapaian besar.
- Lebih berani berkata: Saya tidak perlu terlihat hebat, cukup saya sehat dan bahagia.
Jika itu tercapai, saya rasa tujuan buku ini sudah terpenuhi.
Pengantar ini adalah undangan. Undangan untuk berjalan pelan, undangan untuk melihat hidup dari sisi yang lebih tenang, undangan untuk mencintai diri sendiri dengan cara merawatnya.
Hidup tidak harus hebat dalam arti gemerlap. Kita tidak perlu memaksa diri untuk selalu terlihat luar biasa di mata orang lain. Hidup cukup dengan sehat, bahagia, dan bermanfaat bagi orang sekitar. Karena pada akhirnya, ketika kita sakit, gelar, jabatan, atau pencapaian duniawi tidak lagi menjadi penting. Yang kita rindukan hanyalah tubuh yang bugar, hati yang tenang, dan jiwa yang damai.
Semoga buku ini menjadi teman perjalanan Anda. Semoga ia memberi inspirasi kecil untuk memulai perubahan besar dalam hidup. Dan semoga setelah menutup lembar demi lembar, Anda bisa tersenyum dan berkata pada diri sendiri:
“Saya tidak perlu hebat. Cukup saya sehat. Itu sudah lebih dari cukup.”